Selasa, 31 Januari 2017

Melangkah Dalam Taman Kota Depok

MELINDA MANSYUR 4TB01/ 29313798  

“MELANGKAH” DALAM TAMAN KOTA DEPOK"

Apa yang terpikirkan saat mendengar Kota Depok? Padat, kemacetan, gedung bertingkat dan hujan serta petir. Dan apa yang terbayang saat kita berada di Kota Depok? Panas, polusi, pengamen, dan tak terbayangkan lainnya.  

Kota Depok memiliki sebuah julukan yang dikenal dengan sebutan “Kota Petir” sampai saat ini, dikarenakan Kota Depok adalah satu-satunya kota di dunia yang terdapat petir paling berbahaya di dunia dan paling sering terjadi. Kota Depok merupakan kawasan yang cukup padat penduduk dan salah satu kota yang menjadi pusat perdagangan dan jasa. Hampir seluruh kawasan Kota Depok dijadikan sebagai kawasan permukiman dan perdagangan saat ini. Tak hanya itu, Kota Depok juga merupakan kawasan dengan kendaraan yang cukup banyak sehingga memberikan pengaruh kurang baik bagi lingkungan sekitar seperti polusi akibat meluapnya jumlah kendaraan yang ada. Namun tak perlu khawatir dengan hal tersebut, sebab

Kota Depok juga memiliki beberapa kawasan yang berguna untuk mengurangi pencemaran udara dengan adanya taman kota. Taman kota adalah taman yang berada di lingkungan perkotaan dalam skala yang luas dan dapat mengantisipasi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan kota dan dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan lain pada sebuah kota. “Melangkah dalam taman kota Depok” yang dimaksudkan adalah sirkulasi manusia dalam taman kota yang ada di Kota Depok.

Sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan dalam sebuah kawasan. Sirkulasi dapat juga digambarkan sebagai satu-satunya cara seseorang untuk bisa mengalami sepenuhnya kawasan dalam 3 dimensi. Sirkulasi juga menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan baik kendaraan, barang maupun pejalan kaki. Sirkulasi akan sangat penting dengan tapaknya, karena merupakan suatu akses yang digunakan manusia dalam suatu tapak. Sirkulasi juga harus memberikan suatu kenyamanan bagi penggunanya.

Suatu taman kota memiliki elemen-elemen dasar yang membentuk sebuah pola pergerakan, salah satunya adalah sirkulasi. Sirkulasi manusia salah satu jenis sirkulasi yang akan mempengaruhi sistem sirkulasi pada suatu taman kota. Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam suatu taman kota. Suatu sistem sirkulasi manusia akan ramai digunakan jika sistem sirkulasi tersebut terbukti aman, fungsional, efisien, dan menunjukkan arah tujuan dengan jelas. Oleh karena itu, suatu sistem sirkulasi manusia pada taman kota setidaknya harus memenuhi standar dan dirancang dengan banyak pertimbangan yang matang. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain tempat asal dan tujuan yang dihubungkan, sistem-sistem disekitarnya, topografi, iklim, waktu tempuh, kepadatan pengguna, infrastruktur pendukung, lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, serta detail perancangan sistem sirkulasi tersebut.

Selain itu ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yaitu kelonggaran dan flexible dalam bergerak, berkecepatan rendah, relatif kecil jalan-jalannya, serta sesuai dengan skala manusia. Dibandingkan dengan sirkulasi lainnya, sirkulasi manusia memberikan kebebasan paling banyak dalam perancangan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manusia untuk memanjat tanjakan-tanjakan yang curam, membelok di sudut-sudut yang tajam, dan berubah arah atau berhenti semaunya. Meskipun ada kebebasan semacam itu, tetap harus ada pengendalian yang cukup dalam perancangan sirkulasi manusia pada suatu taman kota.

Terlalu sedikit pengendalian akan menyebabkan munculnya jalan-jalan pintas yang merusak penampilan taman kota, sedangkan jika terlalu banyak kekakuan akan menyebabkan manusia merasa terhambat. Sirkulasi manusia dapat dibuat lebih menarik dan tidak monoton dengan pengaturan rute baik langsung maupun tidak langsung dimana rute tersebut perlu penguatan dalam detail sehingga dapat ditafsirkan pengguna dengan mudah, pencapaian dalam taman kota, serta pemandangan.

Selain itu juga, sirkulasi manusia dapat dirancang dengan prinsip estetika, misalnya dalam hal warna, keseimbangan, bentuk, garis, tekstur, irama, bergabung untuk membentuk keindahan suatu pola sistem sirkulasi manusia taman kota. Sistem sirkulasi manusia juga harus dirancang untuk beroperasi dengan kecepatan yang efisien, terutama pada jalur yang ramai dipergunakan dalam suatu taman kota.

Sirkulasi manusia pada taman kota Depok tepatnya di Taman Lembah Gurame sudah cukup baik, dengan orientasi sirkulasi jelas dan pola desain juga menarik, sehingga membuat para pengunjung nyaman berjalan di taman tersebut.